Mengapa Orang Mengigau dan Berjalan dalam Tidur?
Banyak
orang tidak menyadari kebiasaannya di kala tidur, seperti mengigau,
mengerat gigi, atau bahkan berjalan saat tidur. Informasi ini biasanya
didapat dari teman tidur. Tapi apa yang menyebabkan perilaku ini?
Mengigau dikatagorikan sebagai parasomnia yang berarti perilaku
abnormal saat tidur. Kejadian ini sangat umum dan biasanya tidak
dianggap sebagai masalah medis. Sebuah jajak pendapat pada 2004
menyebutkan bahwa 1 dari 10 orang mengigau beberapa malam dalam
seminggu.
Orang mengigau biasanya dikaitkan dengan obat-obatan
tertentu, emosi, stres, demam, gangguan kesehatan mental, dan
penyalahgunaan zat.
Mengapa orang bisa mengigau?
Menurut
dokter spesialis kedokteran jiwa dari Universitas Hassanudin, dr. Erlyn
Limoa, SpKJ, mengigau adalah bagian dari mimpi. Secara teoritis, mimpi
merupakan sesuatu yang kita pendam di bawah sadar. Kadang-kadang, apa
yang kita bicarakan sebelum tidur juga masuk ke dalam bawah sadar. Dalam
kondisi bermimpi itulah, seseorang bisa tiba-tiba berbicara sendiri
atau menggumam.
Namun bukan berarti itu pertanda seseorang
tengah menanggung beban pikiran. “Sekalipun bukan menjadi beban pikiran,
kalau ia serius membicarakan sesuatu bisa dibawa ke mimpi,” katanya.
Menurutnya, mengigau tidak berbahaya, karena ia hanya bunga tidur.
Sejauh ini, lanjutnya, belum ada cara untuk menghentikan kebiasaan
tersebut. “Selama tidak mengganggu dan tidak merugikan yang
bersangkutan, untuk apa diobati?” ujar Erlyn.
Lain halnya bila
seseorang mempunyai kebiasaan berjalan saat tidur. “Kebiasaan tersebut
secara sekunder berbahaya. Bisa dibayangkan, kalau dalam kondisi tidur
berjalan sampai menabrak sesuatu,” katanya.
Belum banyak
penelitian terkait kebiasaan tidur tersebut. Dan biasanya orang-orang
seperti ini jarang berobat atau konsul ke psikiater, karena menganggap
tidak berbahaya.
Berjalan saat tidur ini terjadi karena
pengaruh gelombang tidur. “Jadi kemungkinan gelombang tidurnya tidak
masuk ke tidur dalam. Kalau orang seperti ini pergi ke dokter, bisa jadi
akan diberikan obat untuk membantu gelombang tidurnya supaya dia bisa
tidur lebih dalam,”katanya.
Soal kemungkinan penyembuhan, Erlyn
mengatakan penanganan kebiasaan berjalan saat tidur tidak bisa
disamakan dengan orang menderita penyakit. Kalau penyakit, orang bisa
sembuh dengan cukup minum obat. Tetapi kalau kebiasaan tidur, yang bisa
dilakukan hanyalah melakukan pencegahan dengan memperbaiki pola
tidurnya. Biasanya dokter menganjurkan agar orang tersebut rileks
sebelum tidur.
Karena kebiasaan ini bisa berbahaya secara
sekunder, maka Erlyn menyarankan orang yang punya kebiasaan berjalan
saat tidur untuk berkonsultasi dengan psikolog. Bila kondisinya sudah
berat dan sudah mengganggu, misalnya dalam seminggu bisa 2-3, barulah ke
psikiater.
No comments:
Post a Comment